Suatu waktu..terakhir ini, sewaktu pulang ke rumah dari menziarahi mak dan ayah, aku terpandang 2 lelaki warga Bangladesh (firasatku) menuju ke tepi jalan menghala ke taman perumahanku...aku sengaja nak tahu apa yang diperbuat, ahhh kutip kangkung liar rupanya. Ohhh di sini rupanya mereka "membeli" kangkung. Selalu juga aku lihat mereka berjalan balik ke rumah kongsi membawa kangkung, boleh dikatakan setiap hari, cuma orangnya saja yang berlainan.
Tahulah aku betapa mesranya mereka dengan kangkung...teringat kenangan ketika aku masih bebudak..dalam lingkungan 9-10 tahun dulu, kangkunglah sayur harianku. Kalau tak disayur goreng, direbus pun sedap, cicah dengan cili padi kampung. Bagiku..kangkung mempunyai memoir pilu....pernah aku berlaukkan kangkung rebus saja. Kehidupan waktu itu penuh kekurangan, dugaan dengan perpecahan keluarga menjadikan aku begitu sinonim dengan kangkung. Sesekali melawat nenek di desa, nun jauh di tengah persawahan, aku di ajak mengail ikan, puyu, keli dan haruan akan menjadi santapan, di sulam dengan kangkung rebus sebagai ulam...ahhh hingga sekarang enaknya masih terasa..lantas aku lebih senang memilih lauk kampung andai bersantap di luar...kalau ada kangkung rebus..lagi best, teringatlah aku wajah nenek yang tenang...pasti sibuk mengukus pulut untuk di makan dengan kelapa parut dan ikan kering di waktu sarapan, kemudian menggiling chili kering sebesar penumbuk yang akan ku ratah seperti ayam..tak pedaspun, sedap sangat..tak dapat ku lupakan. Andainya dapat ku ulangi masa itu, akan ku catatkan resepi chili giling nenek yang tersangat istimewa...mengalir air mata, Al Fatihah untuk nenek dan datok. Kalian dalam ingatan...tak pernah padam... moga bertemu di sana.
No comments:
Post a Comment